Sabtu, 28 Mei 2011

IT'S COMPLICATED ! (chapter IV)

"Waw. . .kenapa kau sekasar itu dengan ibumu? Aku benar-benar shock." ujar Gabriel sembari menyetir kuda besinya itu.

"Aku sudah terlalu sesak menahannya. Dan akhirnya aku berhasil menumpahkannya. Yaah, sebenarnya aku juga tak tega melakukannya. Tapi, ia sudah keterlaluan padaku. Aku merasa tidak seperti remaja lain, dipenuhi dengan kasih sayang ibu, dengan cinta dari seorang ayah. Orang tuaku tak pernah memikirkan diriku, mereka sangat egois." cerita Tiara, sambil membenarkan kopernya yang miring itu.
Gabriel hanya terdiam, tak ada respon darinya.

"Gabriel?" panggil Tiara.

"ah, yaa?" ternyata Gabriel menyahut.

"eh? Mmhh, anyway, kenapa kau tinggal sendirian dirumah yang besar itu?" kata Tiara, mencoba mencari topik pembicaraan.

"yaa, aku hanya ingin hidup mandiri saja. Well, sekaran kita mau kemana?" ujar Gabriel mengalihkan pembicaraan.

"antarkan aku ke tempat nenekku. Di Skater Road," jawab Tiara.
Sebenarnya, Tiara ingin bertanya lebih banyak hal, bagaimana keadaan ayah dan ibunya. Tapi, ia tau, kalo ia belum terlalu lama mengenal Gabriel, jadi terpaksa memendam pertanyaan-pertanyaan itu, hingga waktu yang ditentukan.

"Nah, kita sudah sampai," tiba-tiba motor Gabriel berhenti.
Tiara turun dari tunggangannya.
"terima kasih, ya. Eh, kau tidak mampir dulu?" Tiara mengangkut kopernya.

"emmh, sepertinya kali ini tidak bisa. Soalnya aku ada janji dengan seseorang. Mungkin lain kali." tutur Gabriel sambil tersenyum.

"ooh, kalau begitu sampai jumpa. . ." ujar Tiara melambai-lambaikan tangannya ke arah Gabriel yang menjauh melesat dengan motor balapnya itu.

"eh, . .kakak? ?" tiba-tiba seseorang anak kecil menyapanya.
Tiara menoleh,
"Shania? ?!" Tiara terkejut lalu segera merangkul anak itu.
"uuhh. .kakak merindukanmu, sayang"

"kak, lelaki tadi itu siapa? Pacar kakak?" tanya Shania ingin tahu.
"hah?! Bukan, itu teman kakak" jawab Tiara masih berdiri di depan beranda rumah.
"ohh, tapi wajahnya kelihatan familiar. Dia mirip. .mmh, , Prince." kata bocah berusia 10 tahun itu dengan polosnya.
Tiara kaget mendengar ucapan adik sepupunya itu.
"P. . .Prince? Prince siapa? ?" tanya Tiara mengernyitkan dahinya

"Anak Michael Jackson, Kak. .!"seru Shania.
Deg!! Tiara merasakan kejanggalan dari Gabriel, tapi ia mencoba menepisnya.
"ahahaha, mana mungkinlah. Dia itu Gabriel, teman kakak." terang Tiara. "eh, kita masuk, yuk. Mana nenek? ?" lanjutnya.

Shania menggandeng Tiara, dan berlari ke dalam rumah.
"Nenek. . .ada Kak Tiara!" teriaknya girang.

Lalu muncul perempuan brusia sekitar 70tahun, namun tampaknya ia masih sangat lincah.
"Tiara? ? Are u here? Oh My. . , mmh. , where's your mamma?" tanya Nenek agak bingung.

"maaf nek, Tiara pergi dari rumah. . ." ujar Tiara lesu.

"owh, what's?? Hey, nak, apa yang kau bicarakan?" tanya Nenek lagi.

Tiara langsung memeluk Nenek.
"nenek, Tiara benci ibu. Ibu terlalu kejam kepada Tiara. Ibu seolah-olah ingin membunuh Tiara secara pelan-pelan. Tia, tidak tahan lagi. Cuma nenek yang Tia punya. . ." tangisan Tiara kembali meledak.
Nenek membelai-belai rambut Tiara.

"Ibumu memang begitu. Dari 8 saudaranya, hanya ia yang berkepribadian buruk. Terlalu terobsesi dengan segala macam hal, termasuk narkoba. Ayahmu juga tak sengaja menikahi ibumu, karna terjerat hutang, dan ibumu meminta ayahmu untuk menikahinya. Namun, Nenek tahu, ayahmu sama sekali mencintai ibumu. Pernikahan mereka hanyalah sebuah keterpaksaan," cerita Nenek panjang lebar.

"be. .berarti, aku bukanlah anak yang diharapkan dalam keluarga ini?" tanya Tiara berkecil hati.

"menurut ayahmu begitu. Tapi, sungguh Nenek sangat menyayangimu, nak. Sebenarnya, sudah dari dulu nenek ingin merawatmu. Tapi, ibumu tetap bersikeras ingin mengurusmu. Bahkan nenek pernah diusir, saat nenek datang kerumahmu, ingin menengokmu ketika kau kecil." kenang Nenek berkaca-kaca.

"Nenek. , I LOVE YOU! Ibu memang jahat, nek. Percayalah" Tiara terus mendekap Nenek, semakin erat.
****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar