Sekitar 1jam kemudian, akhirnya Tiara sadarkan diri.
Ia terus mengusap-usap matanya, dan mencoba memicingkan pandangannya yang kabur.
"oh Tuhan!! Tiara kau tak apa? ?" suara Paris menggema ke seluruh penjuru ruangan tersebut.
Tiara menoleh, ia melihat Paris sudah berada disamping ranjangnya.
"hah?! Memangnya aku kenapa?" Tiara mengernyitkan alisnya. "lalu, kenapa aku dibaringkan disini?"
"Tiara, kau tadi pingsan. Kau sudah membuat aku dan ayah cemas, tahu! Tapi kau tak merasa apa-apa 'kan?" tanya Paris memastikan.
Tiara terdiam sejenak. Lalu tertawa lepas. Paris langsung merasa heran melihat gelagat Tiara tersebut.
"H-h-hey...hey! Jangan-jangan....kau... gila!!!" Paris segera beranjak dari duduknya.
"hahaha...tidak...tidak. Aku hanya geli saja. Mengingat aku terus membatu di kamar ayahmu tadi. Waktu itu aku terlalu shock, dan kau tahu, aku adalah penggemar berat ayahmu, Paris! Jadi..jadi...aku terlalu histeris sehingga aku tak sanggup berbuat apa-apa." jelas Tiara sesekali menahan tawanya.
"ahahahah....kau benar-benar aneh, girl!" sahut Paris.
Tak lama kemudian, Michael Jackson masuk ke ruangan itu. Tiara sempat terdiam.
"ohh...ayolah, Nak! Jangan bersikap seperti itu padaku. Aku hanyalah pria biasa..." tegur Michael dengan nadanya yang lembut.
Paris hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kecanggungan Tiara yang begitu jelas tersirat.
"Ahhahaha..ha..haaha..., oh iya ini sudah jam berapa? A..aku harus pulang, a..a..ku, nenekku su..sudah menunggu di..rumah.." ucap Tiara dengan gugup.
"Tiara, kau bilang mau membantu kami untuk membujuk Prince. Tetapi kau malah ingin pulang." kata Paris kecut.
"ehmm...begini saja, sebaiknya kau telfon nenekmu. Lalu, aku mohon kau bersedia untuk menginap disini sementara. Bagaimana?" usul Michael.
"sementara? Berapa lamakah itu, sir?" Tiara mencoba menghilangkan kegugupannya.
"oh...sayang, jangan panggil aku 'sir', okay? Cukup panggil 'Michael' saja." tutur Michael tersenyum. "yaahh...mungkin 2 atau 3 hari disini."
Tiara terbelalak. Ia terperanjat kaget mendengar jawaban Michael.
"3 HARI?? Bagaimana dengan sekolahku?"
"kau boleh pinjam buku-bukuku untuk kau pakai ke sekolah."
saran Paris.
"nah, Tiara, bagaimana? Deal?" ujar Michael menjulurkan telapak tangannya, lantas bersalaman dengan Tiara.
"setuju" (:
akhirnya Tiara memutuskan untuk membantu mereka membujuk Gabriel atau Prince agar pulang.
Dan untuk sementara juga, Tiara tinggal di mansion milik superstar yang mewah ini. Benar-benar seperti mimpi.
***
"Paris..." panggil Michael yang sedang di ruang tengah sambil membaca buku.
"iya, Dad?"
"sebaiknya kau antarkan dulu Tiara ke kamar atas, yang biasa Janet pakai. Okay?"
"wa..wait! Michael, tidak usah, lebih baik aku tidur di sofa saja." ujar Tiara.
Paris dan Michael saling bertemu pandang. Lagi-lagi mereka dibuat tertawa melihat tingkah Tiara.
"girl, aku tak sekejam itu hingga membiarkan seorang gadis manis sepertimu tidur sendirian di sofa." goda Michael.
Tiara menjadi tersipu-sipu.
Paris tersenyum geli. "Tiara, ayo ikut aku" ucap Paris lirih.
Mereka berdua berjalan menyusuri anak tangga, yang dilapisi juntaian karpet merah, di tambah pegangan tangga yang terbuat dari perunggu yang begitu cemerlang.
"yupp...kita sudah sampaiii.., ini kamarmu, kau boleh berbuat sesukamu. Asalkan masih didalam batas." Paris memberi peringatan.
"dan, di lemari itu, kau juga boleh memakai baju-baju yang ada didalamnya." sambungnya.
Tiara menarik tangan Paris. "terima kasih, ya?" tutur Tiara.
Paris tersenyum, dan mengangguk kecil.
"well, aku ke bawah dulu ya? Aku tinggal sebentar. Okay, nikmatilah kamarmu sayang." ujar Paris seraya berlari menuruni tangga.
Dengan cermat, Tiara mengamati keadaan kamar itu. Sungguh bagus. Tiara tertawa girang, lalu menghempaskan tubuhnya ke spring bed yang sangat empuk. Lantas, matanya menangkap sebuah iPod yang tergeletak di meja mungil penuh ukiran.
Ia mencoba memakainya, dan mendengarkan lagu-lagunya.
"Youu...suddenly appeared. It was cloudy before, but now it's so clear...."
tiba-tiba Tiara meneteskan air matanya. Ia terhanyut ke dalam lagu itu. Lagu Michael Jackson, idolanya. Yang sekarang tinggal dalam satu atap bersamanya. Tiara sangat bersyukur kepada Tuhan.
Tiara kembali memutar lagu itu, dan lagi ia tak mampu menahan tangisnya. Begitu murni.
'Tok..tok...tok'. Seseorang mengetuk pintu.
"Tiara, apakah kau nyaman disana?"
ah...ternyata Michael. Orang yang sangat Tiara kagumi itu.
Tiara kemudian menyeka air mata yang masih mengalir di pipinya. Lalu, ia membuka pintunya.
"Tiara, bagaimana??" tanya Michael dengan nada riang.
Tanpa berkata apa-apa, Tiara langsung merangkul Michael yang sedang berada dihadapannya.
Michael sempat kaget, namun ia juga mendekap Tiara.
"Michael, kau begitu baik. Sungguh baik. I love you, Mike." tutur Tiara dengan gemetar.
"ya..ya...sudah..sudah." Michael mengusap-usap rambut hitam Tiara. "sebaiknya kau beristirahat dulu, okay?" ujar Michael
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar