Jumat, 10 Juni 2011

IT'S COMPLICATED ! (chapter XI)

"mari nona, silahkan masuk..." ujar Josh, lelaki bertubuh tinggi sekitar 1.83m itu.

"yang benar saja!" sontak Tiara terkejut.

"ada yang salah, Ti?" tanya Michael terheran-heran.

"bukan begitu, Mike. Masa aku harus naik Roill Royce sih?" sahut Tiara. "aku kan hanya ingin pergi ke sekolah, bukannya ke pesta..." tambahnya dengan muka polos.

Michael dan Paris hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

"ahh...cerewet kau Tiara!" sembur Blanket, lalu ia mendorong tubuh Tiara ke dalam mobil.

"h...hey, Blanket, apa yang kau lakukan!" jerit Tiara dari dalam mobil.
Tak lama, mobil melesat kencang menuju luar pagar tinggi itu.
Namun, Tiara terus mengetuk kaca mobil. Ia ingin keluar, tapi ia tak tahu cara membuka pintu mobilnya. Di luar, ia melihat Paris dan Michael melambaikan tangannya ke arah mobil yang ia tumpangi, sedangkan Blanket hanya cekikikan melihat muka bodoh Tiara yang menempel di kaca mobil.

"sir, bisa kau keluarkan aku dari sini?" pinta Tiara lirih.

Namun tak ada respon dari si sopir. Tiara hanya melihat bayangan sopir itu tersenyum dari kaca spion.

"J...josh...kuharap kau mau mengeluarkanku dari sini..." ujar Tiara dengan terbata.

"maaf nona. Aku tak bisa, ini semua perintah tuan Jackson. Aku tak ingin melanggarnya." kali ini Josh menyahut dengan suara bass-nya.

Tiara terus menarik nafasnya. Keningnya berkerut, lalu ia melipat tangannya.
'bagaimana tanggapan teman-teman, jika aku turun dari mobil mewah ini?' fikirnya.

Sekitar 2jam mereka menembus keramaian Los Angeles menuju kota Chicago. Pagi yang sangat dingin, karena musim dingin memang belum berakhir.
"josh?? Josh...aku berhenti disini saja," Tiara menepuk-nepuk jok Josh.

"tapi nona, sekolahnya masih di ujung sana 'kan?" Josh menunjuk ke arah ujung jalan di depannya.

"ya, aku tahu." tukas Tiara. "tapi, aku harus ke rumah temanku dulu, ada barang yang tertinggal disana!" Tiara mencoba mengelabui Josh.

"oke, aku antar nona ke rumahnya saja."

Tiara menepuk jidatnya.
"ti...tidak perlu. Aku takut kau dirampok. Sebaiknya aku jalan kaki saja, tidak jauh dari sini." bantah Tiara. "well, keluarkan aku dari sini."

"kau tahu nona, di luar sangat berbahaya. Mana mungkin aku membiarkanmu berjalan sendirian kesana?" tutur Josh.

"dengar, kalau kau mengantarku kesana. Otomatis semua orang tahu, bahwa aku tinggal di rumah Michael!" Tiara sudah mulai jengah.

"mmhh...benar juga," gumam si sopir. "baiklah, kalau begitu."
Dengan cepat Josh membukakan pintu mobil. Tiara sedikit melompat dari dalam.
"thank you."

Tiara melihat mobil itu berbalik arah, ia tertawa penuh kemenangan. Lalu berlari menuju sekolahnya.
Ternyata, sulit juga untuk bebas jika aku menjadi anak-anak Michael. Batin Tiara.

Tepat ketika Tiara menginjakkan kakinya ke dalam ruang kelas, bel masuk berbunyi.

"wow! Sepatu dan tas-mu bagus, Tiara." celoteh Reggy kagum.

Tiara hanya membalas senyuman.
****
Saat pelajaran olahraga, Tiara tak sengaja bertemu dengan Gabriel.
"Gab...eh, Prince!!" panggil Tiara.

Tiara menghampiri Prince, lantas menarik lengan Prince.

Prince atau dikenal Tiara sebagai Gabriel celingak-celinguk.
"hey, kau mau apa?" tanya Prince dengan risih.
Tiara menatap tajam Prince.

"kenapa kau berbohong, hah?! Gabriel?? Prince? Untuk apa kau menipuku?" ujar Tiara dengan nada agak keras.

Prince menutup mulut Tiara dengan tangannya. Ia menggeret Tiara menuju ke belakang ruang lab.

"kau tahu darimana?"

Tiara tersenyum sinis.
"kau bodoh, ya? Kau tak mengakui bahwa, kau adalah anak Michael. Sedangkan, seluruh temanmu sudah tahu bahwa kau memang anak Michael!" bentak Tiara.

Prince terdiam, ia mengusap keningnya.
"karena, sudah terlalu banyak masalah yang menerpa ayah."

"oh...jadi, kau mau lari dari ayahmu? Meninggalkan ayahmu yang sedang hancur? Anak macam apa kau?!" tukas Tiara.

"kau itu tak mengerti, lantas untuk apa kau mengurusi aku? Bukannya kau juga punya masalah sendiri?" Prince mengalihkan pembicaraan.

"karena...aku peduli! Aku sayang sama kamu!" reflek Tiara berteriak.

Prince kaget dengan ucapan yang terlontar dari mulut Tiara.
"hah, kau peduli, karena kau tahu, bahwa aku adalah anak idolamu, iya 'kan?" Prince menepis rasa gugup yang mendadak menyerangnya.

"kau kira aku apa? Apa kau pikir aku adalah penjilat ayahmu? Jangan kau sangka aku membujukmu untuk pulang karena harta. Aku memang miskin, tapi tak sehina yang kau kira, PRINCE." kali ini Tiara benar-benar berang.

Prince menyadari bahwa ucapannya sangat sensitif. Ia menyesal.
"Tiara, aku tidak bermaksud begitu...aku tak pernah berpikir begitu..." ungkap Prince penuh penyesalan.

Namun mau apa lagi, Tiara sudah terlanjur sakit hati.

"TIARA, kembali ke lapangan!!" seru Courtney, si ketua kelas.

Tiara berlari meninggalkan Prince yang berdiri membisu dan mengikuti langkah Courtney.

"Tiara? Kau habis menangis?" tanya Nigel bingung.

"ah, tidak. Aku hanya kelilipan saja." sangkal Tiara mengusap-usap matanya.

Di sisi lain, Prince yang menyamar sebagai Gabriel terduduk lemas, menyesali perkataannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar