Rabu, 08 Juni 2011

IT'S COMPLICATED ! (chapter VII)

Tiara berdiri termangu. Menutup mulut dengan tangan mungilnya itu. Hatinya seakan penuh. Benar-benar penuh.

Ia melangkahkan kakinya ke dalam istana itu. Sungguh luar biasa!
Perlengkapan yang begitu mewah. Semuanya bernuansa golden. Langit-langit yang penuh dengan ukiran klasik, begitu juga dinding-dindingnya bertahtakan lukisan bernilai artistik, serta susunan-susunan batu alam yang memanjang hingga ke ruangan lain. Lantainya-pun begitu mengkilap. Mungkin kita bisa bercermin di lantai itu. Semuanya terkesan glamor, menunjukkan kemewahan yang benar-benar memanjakan mata.
Tiara tetap termanga, menyaksikan ratusan kerlipan emas yang membisu di ruangan itu dengan penuh kekaguman.

"hey...ayo! Kenapa kau terus berdiri di sana?" tiba-tiba suara Paris mengagetkan Tiara. Paris yang sudah duluan jauh terus melambai-lambaikan tangannya ke arah Tiara.

"ooh....ma...maaf!" ujar Tiara sembari berlari ke arah Paris.

Tiara dan Paris beriringan melewati koridor yang begitu panjang. Tiara tetap saja mengamati benda-benda yang berada di sekelilingnya itu. Paris.pun terkekeh-kekeh melihat keudikan Tiara. Muka Tiara menjadi bersemu merah, karena menahan malu.

Lalu, muncul seorang anak laki-laki berambut panjang hitam dan dikuncir berlari melewati kami, disusul juga oleh 2orang 'baby sitter' yang mengejar bocah itu.

"eh, tunggu..Anne ada apa ini?" tanya Paris kepada salah satu dari baby sitter tersebut.

"ini nona, Blanket tidak mau mandi..." sahut perempuan itu.

"astaga!" Paris menepuk jidatnya. "well, dimana ayah sekarang?"

"oh, tuan sedang di ruangannya.., maaf non saya harus mengejar blanket" ujar baby sitter itu berlalu.

"mmh, blanket itu adikmu?" tanyaku menggaruk-garuk kepala.

"hahah" Paris tertawa kecil. "ya, memang dia itu bocah paling aneh!"

Tiara dan Paris tertawa bebarengan. Namun disela-sela tawa, Tiara mendengar alunan musik yang begitu merdu. Sungguh membuat hati damai.
"Paris...itu_____"

Paris mengangguk cepat. "itu ayahku..."

o my God! Jantung Tiara berdegup, rasanya ia ingin ambruk. Antara percaya atau tidak.
Tepat di depan matanya. Ia melihat seorang pria paruh baya, dengan balutan kemeja merah dan bawahan hitam, duduk di depan sebuah piano besar. Terus menekan tuts-tuts piano itu, dan menciptakan nada yang begitu menakjubkan. Pria berambut hitam sebahu itu tak menyadari keberadaan kami. Ia tetap asik bermain dengan senandung-senandungnya itu. Kemudian Paris melangkah maju mendekati ayahnya, sedangkan Tiara, ia hanya berdiri membatu.

"Daddyyy...." ujar Paris lembut.
Pria itu menoleh ke belakang, lalu tersenyum.
"Parry, kau sudah pulang, sayang?" tanyanya sembari mengecup mesra kening Paris, dan segera menghentikan permainan nadanya itu.

"iya, Daddy. . ."

"bagaimana dengan kakakmu?" semburat wajah pria itu berubah sendu. Kemudian Paris menghela nafas,
"tidak, Dad. Dia tidak mau pulang.." tutur Paris lirih.

Ekspresi muka Pria itu langsung melukiskan kekecewaan.

"tapi, aku mengajak temanku. Untuk membujuk Prince pulang, Daddy." lantas Paris memeluk ayahnya itu.

"Teman??"

"iyaa, itu Tiara," Paris menunjukkan jarinya ke arah Tiara yang masih dan tetap mematung.

Michael menahan tawa, melihat Tiara yang berdiri bengong di depan pintu kamar.
Begitu juga dengan Paris.

Plokk....ploookk...plokkk.
Michael menepuk-nepuk tangannya.
"Hey Nak! ! Kenapa kau diam disitu." pekiknya.

"Tiara? ?" ujar Paris menghampiri Tiara, dan ketika Ia hendak menarik tangan Tiara...tiba..tiba

'Bruukkkhh!!'
Tiara jatuh pingsan dari tempat ia berdiri. Paris terkaget-kaget.

Lalu, tak lama muncul 3lelaki bertubuh besar langsung menggotong Tiara menuju ruangan yang diperintahkan Michael barusan.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar